Motif Serta Upaya Penanggulangan Kejahatan Teknologi Informasi
Setiap manusia pasti memiliki motif dalam mengambil sebuah tindakan. Ada alasan mengapa individu atau suatu kelompok melakukan hal tersebut. Biasanya alasan tersebut memberikan sebuah keuntungan baginya. Tak terkecuali dengan tindakan kejahatan. Oleh karena itu, di postingan kali ini, kita akan membahas motif apa saja sih yang menyebabkan tindak kejahatan di dunia siber. Lalu bagaimana cara menanggulanginya.
Oke langsung simak ya sobat Flugel !!
Hati-Hati Jika Bertindak! Ada Sanksi Menanti! (Baca: Sanksi Sosial dan Hukum Terhadap Pelanggaran Etika)
Motif Kejahatan Di Dunia Siber
Kejahatan dalam dunia siber sudak merembak kemana-mana. Hampir setiap media di internet dijadikan ajang penipuan dan kejahatan. Banyak orang yang menjadi korbannya, bahkan banyak diantaranya dirugikan secara materil dengan jumlah yang tidak sedikit. Tentu hal ini membuat masyrakat gerah dan resah. Apalagi kebanyakan orang kurang berwawasan mengenai seluk beluk dari teknologi informasi ini. Motif pelaku bermacam-macam, tergantung dari individunya. Tetapi secara umum, motif ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu Motif Intelektual dan Motif Ekonomi dan Politik.
Motif Intelektual
Yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan mengimplementasikan bidang teknologi informasi. Kejahatan dengan motif ini pada umumnya dilakukan oleh secara individual.
Motif ini dirasa sangat aneh. Mengapa? Ya, hal itu dikarenakan si pelaku melakukan suatu tindak kejahatan hanya untuk mencari kepuasan diri sendiri. Untuk menyatakan bahwa ia hebat, ia pantas, ia dapat melakukannya dengan kemampuannya. Hanya untuk itu. Hanya untuk itu bahkan sampai merugikan orang lain.
Si pelaku ingin mendapat sebuah pengakuan dari orang lain. Ini dikarenakan ia merasa kurang diapresiasi dan diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya. Akhirnya ia terjerumus dengan cara yang salah. Hal ini sangat disayangkan.
Motif Ekonomi, Politik, dan Kriminalitas
Yaitu kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain. Karena memiliki tujuan yang dapat berdampak besar, kejahatan dengan motif ini pada umumnya dilakukan oleh sebuah korporasi.
Motif jenis ini tergolong berat, karena bukan hanya perbuatan iseng semata. Tetapi sampai merampas, memanipulasi, dan menghancurkan pihak tertentu. Target dari kejahatan ini tidak hanya individu, namun juga kelompok. Dan pelakunya lebih dari satu orang, dengan masing-masing tugasnya.
Berdasarkan motif umum diatas, maka kejahatan siber dibagi menjadi beberapa jenis.
Jenis Kejahatan TI Berdasarkan Motifnya
- Kejahatan Siber Sebagai Tindakan Kejahatan Murni
Suatu tindak kejahatan dimana orang yang melakukannya secara sengaja. Orang tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan anarkis, terhadap suatu system informasi atau system komputer.
- Kejahatan Siber Sebagai Tindakan Kejahatan Abu-Abu
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan kriminal atau bukan karena dia melakukan pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system informasi atau system komputer tersebut.
- Kejahatan Siber Yang Menyerang Individu
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi
- Kejahatan Siber Yang Menyerang Hak Cipta
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.
- Kejahatan Siber Yang Menyerang Pemerintah
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror, membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan system pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara.
Kejahatan Siber di Indonesia Yang Akan Menjadi Tren Di Tahun 2019
Tiap tahunnya kejahatan siber di Indonesia kian meningkat. Menurut Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Syafruddin bahwa Indonesia masuk dalam jajaran dua besar negara di dunia dengan kejahatan di dunia maya atau cyber crime. Menurut data yang diterima pihaknya, Syafruddin mengatakan setidaknya ada sekitar 90 juta kali serangan siber selama Januari hingga Juni 2016.
"Cyber crime di Indonesia tertinggi ke dua di dunia setelah Jepang. Total serangan cyber ini ada 90 juta," ujar Syafruddin saat memberikan pidatonya di acara yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Tak hanya itu, ia juga membeberkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang merinci terdapat 800 ribu situs penyebar hoaks di internet yang telah diblokir sepanjang tahun 2015 hingga saat ini.
"Ada juga data dari cyber crime Bareskrim Polri sejak tahun 2015 mencatat ada 100 ribu akun di Medsos yang menyebarkan hate speech," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa perkembangan teknologi informasi saat ini justru menjadi 'pedang bermata dua' bagi pihak aparat keamanan. Di satu sisi dapat berdampak positif bagi kemudahan manusia, namun di sisi lain dapat menimbulkan berbagai ancaman bagi pertahanan negara.
Pada tahun 2019 ada beberapa kejahatan TI yang akan menjadi tren. Perusahaan sekuriti Kaspersky Labs memprediksi tren baru serangan siber bakal mengemuka pada tahun 2019. Prediksi tren tersebut disampaikan oleh Dony Koesmandarin selaku Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky Labs Asia Pasifik.
"Dengan maraknya perusahaan teknologi baru dan inovasi digital dalam perekonomian Indonesia, serangan siber pun akan semakin banyak di tahun ini," tutur Dony pada acara Kaspersky di Bilangan Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Menurutnya, setidaknya ada 7 tren baru serangan siber di Indonesia pada tahun ini
- Serangan APT (Advanced Persistent Threat) bakal berkurang
APT sejatinya adalah bentuk serangan siber skala besar yang mengincar suatu infrastruktur atau target besar guna mengumpulkan informasi sensitif. Berkurangnya serangan APT sejatinya menghasilkan paradigma atau cara baru bagi para pelaku cyber-crime. Cara baru ini bisa dimanfaatkan untuk menyerang perangkat atau infrastruktur agar lebih efektif lantaran APT sendiri membutuhkan waktu lama untuk dieksekusi.
- Serangan dari networking hardware dan IoT
Jenis serangan ini juga diprediksi bakal ramai di tahun 2019. Para pelaku cyber-crime nantinya bakal memanfaatkan celah keamanan pada jaringan dan perangkat IoT sebagai medium untuk melakukan serangan siber. Salah satunya, mereka bisa memanfaatkan robot (botnets) atau perangkat IoT untuk menghambat sinyal komunikasi atau mengacaukan sebuah infrastruktur melalui jaringan. Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky Labs Asia Pasifik.(KOMPAS.com/ BILL CLINTEN).
- Kemunculan pemain baru yang lebih agresif
Pertumbuhan pelaku serangan siber pun, sebagai efek dari berkurangnya APT, patut diwaspadai. Mereka biasanya mengotak-atik alat eksploitasi untuk melakukan serangan siber agar lebih sulit untuk ditangani. Kehadiran alat-alat eksploitasi (script-based) yang bersifat customizable pun memudahkan para pemain baru untuk terjun ke dunia ini.
- Ancaman dari celah keamanan hardware
Serangan siber juga dapat memanfaatkan celah sekuriti di perangkat keras. Dengan kata lain, para siber bakal bisa memanfaatkan kelemahan sistem yang ditimbulkan dari sisi hardware. Misalnya, pelaku cyber-crime mengeksploitasi "bug" pada CPU agar bisa melakukan pengumpulan data penggunanya.
- Serangan dari sosial media
Serangan siber juga marak di media sosial, memanfaatkan lingkaran pertemanan para penggunanya untuk beredar. Pada beberapa layanan tersebut, banyak pelaku yang memanfaatkan sosial media untuk bisa menggaet minat pengguna untuk "mengklik" konten tersebut. Baca juga: Kepala Keamanan Siber Jepang Tak Pernah Pakai Komputer Misalnya, pengguna biasanya mengklik tautan-tautan pada sosial media tanpa tahu isinya. Padahal, link tersebut bisa mengalihkan trafik (redirect) ke situs yang berbahaya
- Serangan siber untuk "penghancur" suasana
Jenis serangan ini bertujuan mengganggu dan memperkeruh suasana atau makna dari sebuah event besar. Biasanya, serangan siber jenis ini membidik acara yang digandrungi oleh orang banyak. Mereka berbuat demikian lantaran ingin dikenal keberadaannya oleh khalayak. "Mereka ingin semua orang memperhatikan siapa dia, menggunakan apa untuk meretas, dan lain sebagainya," jelas Dony. Dony pun menambahkan bakal ada aneka event besar di kemudian hari yang bakal memicu para pelaku kejahatan siber untuk melakukan niat buruknya. Oleh karena itu, pengguna diharapkan waspada.
- Serangan siber lewat smartphone
Dony memprediksi bahwa serangan melalui jalur perangkat mobile bakal marak di tahun 2019. Sebab, pengguna smartphone kian bertambah setiap tahunnya. Beberapa pengguna pun kebanyakan tidak mengerti sistem keamanan pada ponselnya, seperti perizinan aplikasi, yang bisa jadi membaca seluruh data pengguna yang ada di ponsel. "Tren ini yang menarik para pelaku cyber-crime, karena kebanyakan orang tidak memperhatikan sekuritinya," ujar Dony. "Mereka juga lebih mementingkan memperbarui teknologi smartphone ketimbang sistem keamanan di ponsel," pungkasnya.
Dari prediksi tren diatas, kita tahu bahwa sebagian besar motifnya adalah ekonomi dan pemuas diri. Dari segi ekonomi, pelaku berusaha mencuri data dari korbannya dan memanfaatkannya demi meraup keuntungan. Sedangkan pemuas diri, pelaku hanya iseng dan ingin keberadaannya dikenal oleh banyak orang.
Upaya Pencegahan
Lalu upaya apa yang harus kita lakukan untuk mencegah diretasnya data kita? Nah, Mimin punya beberapa saran agar kita terhindar dari serangan siber. Apa saja sih? Yuk kita bahas.
- Selalu Batasi Akses Ke Perangkat
- Menggunakan Aplikasi Keamanan Terbaru
- Gunakan Software Resmi
- Menggunakan Data Encryption
- Selalu Periksa Data Secara Rutin
- Selalu Waspada
Mungkin kutipan tersebut sangat cocok jika ingin berselancar di dunia maya. Jangan asal klik dan share begitu saja tanpa mengetahui konten apa yang terkandung. Karena bisa saja kita dituntuk ke situs berbahaya.
- Hindari Menggunakan Wifi Publik
- Ganti Password Secara Berkala
- Backup Data
- Jangan Membagikan Info Pribadi
- Abaikan Email atau URL Yang Mencurigakan
Selain mengabaikan lampiran email dan URL / alamat web yang mencurigakan, jangan hiraukan juga postingan-postingan aneh yang banyak bergentayangan di media sosial. Kecerobohan cuman akan merugikan diri-sendiri.
Jadi, banyak kejahatan yang terjadi di dunia maya ini. Tapi kita juga bisa menghindari dan mengantisipasinya. Yang penting kita selalu hati-hati dan waspada. Ingat ! Waspadalah.. Waspadalah..
Oke gaes, sekian dulu postingan kita kali ini. Gimana? Banyak info bermanfaat kan?
Pantengin terus ya Flugel's Library, dan jangan lupa kasih komen dan juga share. See ya...
Source:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180717140856-12-314780/polri-indonesia-tertinggi-kedua-kejahatan-siber-di-dunia
https://tekno.kompas.com/read/2019/02/07/17240027/7-tren-baru-serangan-siber-di-indonesia-menurut-kaspersky?page=all
https://www.idntimes.com/tech/trend/riyan-sumarno/12-cara-mencegah-dan-menangani-cyber-crime-yang-semakin-merajalela-c1c2/full
Comments
Post a Comment